Kamis, 27 Oktober 2011

Real Blogger vs SEO Blogger


Malam ini, saya baru nyadar kalau hari ini 27 Oktober adalah Hari Blogger Nasional. Berawal dari kebiasaan membaca berita online, saya temukan sebuah tulisan di Kompas online tentang berita itu. Dari tulisan itu saya jadi merenung dan mengingat kembali perjalanan saya ngeblog. Di mulai pada awal tahun 2008 ketika saya membaca sebuah iklan, yang lagi-lagi ada di Kompas (koran), tentang sebuah tawaran seminar “bisnis online”. Saya yang selama ini memang suka browsing sana sini tentu sangat tertarik dengan iklan itu dan kemudian mencoba mencari tahu lebih jauh info tentang bisnis online, yang dipromosikan bisa menghasilkan uang via ngeblog. Apa iya sih bisa menghasilkan uang berkatngeblog? Singkat cerita saya tertarik dan mulai belajar ngeblog.

Pada awalnya, saya menggunakan blog gratisan (blogger dan wordpress) untuk belajar posting dan segala seluk beluk dasar-dasar ngeblog. Saya yakin sebagian besar blogger juga melakukan hal yang sama. Mirip seperti yang tadi saya baca di Kompas online, dan juga banyak dilakukan blogger lain, saya juga mulai ngeblog tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari dan hal-hal yang terlintas dipikiran, semacam diary online. Hanya saja, tulisan saya adalah catatan ala kadarnya, kurang inspiratif dan ga penting. Saya sudah lupa, berapa lama saya melakukan itu, tapi yang jelas, boleh dibilang tidak ada income yang saya peroleh dari diary online tersebut. Mungkin saya memang kurang berbakat di dunia kepenulisan. Yang saya peroleh ‘hanya’ pelajaran dan praktek tentang dasar-dasar ngeblog, cara posting, membuatan tautan, upload gambar, atur rata kiri kanan, pasang widget dsb. Saya sudah mulai mahir dengan teknis ngeblog.

Dalam perjalanan, saya kemudian mengenal adsense, amazon affiliate, paid to review, jualan link dan program cari duit online lainnya. Karena memang niat awalnya ngeblog untuk cari tambahan income, saya sangat tertarik dengan program2 tsb. Mulailah saya beralih ke domain berbayar dengan posting bahasa inggris seadanya. Selain perbedaan bahasa, hal lain yang berbeda dengan tulisan diary online saya sebelumnya adalah dalam hal menembak keywords (artikel SEO). Ya saya menulis berdasarkan riset kata kunci yang menurut saya menguntungkan, walaupun saya tidak paham dengan topiknya. Saya paksakan tulisan itu yang penting unik, disukai mesin pencari, dan mendatangkan banyak visitor. Saya lebih banyak menulis ulang spek produk amazon. Tidak ada nilai tambah dalam tulisan itu, sekali lagi, hanya tulis ulang dengan bahasa saya sendiri. Bahkan sering kali masih ada descripsi produk yang saya copy paste, dan hanya menambah pengantar di paragraf awal dan akhir saja supaya berbeda. Saya pikir itu masih diperbolehkan, toh saya juga membantu menjualkan barang amazon. Dari blog-blog semacam itu, saya mulai mendapat income. Walaupun belum seberapa, secara rutin saya mendapat kiriman wu dari google setiap bulan mulai april 2009. Income juga saya peroleh dari beberapa program lain yang saya sebut di atas. Alhamdulillah dari tambahan income #berkatNgeblog, beberapa bulan lalu saya bisa mulai KPR rumah sederhana.

Sekarang yang menjadi renungan saya adalah judul postingan ini. Real Blogger vs SEO Blogger. Yang saya maksud dengan ‘real blogger’ adalah mereka yang menulis dengan sungguh-sungguh, sepenuh jiwa, menginspirasi, memberikan nilai tambah, walaupun tulisan itu hanya sekadar diary online. Postingannya mungkin tidak dibuat berdasarkan pengetahuan SEO, tapi tentunya juga bukan tulisan yang hanya sekadar copy paste dan edit sana-sini atau menulis ulang tulisan orang lain tanpa memberi nilai tambah yang berarti. Real blogger ngeblog dengan ruh dan semangat yang tulus. Di sisi lain, SEO blogger menurut definisi saya, ya mirip seperti yang saya ceritakan di paragraf 3. Blognya berisi tulisan yang secara makna kurang bernilai. Orang sono menyebut low quality content, bahkan lebih parah, banyak yang hanya copy paste. Saya merasakan sebagai seo blogger, saya kehilangan ruh ngeblog, ruh berbagi, sharing (jd ingat dg slogan ‘berbagi tak pernah rugi’). Walaupun tak sepenuhnya useless. Seo blogger masih sangat dibutuhkan oleh seo expert untuk optimasi blog. Tapi bisakah saya, dan juga rekan2 seo blogger lainnya, memperbaiki keadaan ini, mengubah mindset dan cara kerja kami. Paling tidak punya sebuah blog yang benar-benar blog dan berperan sebagai Real Blogger. Saya mungkin bukan tipe real blogger yang bisa menulis dengan baik dan menarik. Tapi bisakah saya, seorang seo blogger, menulis sesuatu yang lebih bermanfaat, dan membangkitkan lagi ruh blogger sejati. Agak berat memang. Tapi tidak mustahil untuk dilakukan. Semoga tulisan ini bisa menjadi awal yang baik. Semoga di penghujung hari blogger ini, semangat itu bisa kembali bangkit. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar